Jangan Abai, Tak Ada Manusia Kebal Corona

Published by Ida Bagus Kade Alit Susanta at  18 October 2020

Jangan Abai, Tak Ada Manusia Kebal Corona

Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi

DENPASAR – Manusia Bali kebal dengan virus corona? Di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang masih melanda saat ini, ungkapan itu sering terdengar dan ramai dibicarakan. Bahkan pengakuan itu dimuat di salah satu media di luar negeri. 

Di mana dalam majalah itu dimuat tentang Bali yang masih landai penambahan terkonfirmasi positif, kendatipun didatangi jutaan turis Tiongkok yang notabene merupakan awal pertama kasus virus ini mencuat. 

Namun ungkapan itu adalah stigma keliru. Pasalnya, virus bernama Sars-CoV-2 ini tidak pandang bulu ataupun status sosial seseorang. Siapapun dia, jika tidak disiplin menerapkan prokotol kesehatan, bisa dipastikan virus ini akan mudah menjangkitinya. 

Hal itupun telah terbukti. Di mana saat ini di tengah masyarakat, telah terjadi klaster baru akibat mengabaikan protokol kesehatan. Diantaranya munculnya klaster keluarga hingga keagamaan, yakni upacara manusia yadnya maupun pitra yadnya. 

“Stigma kebal corona ini melemahkan kewaspadaan kita terhadap virus ini. Untuk itu, mari kita memproteksi diri dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dan juga menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Tak ada manusia yang kebal terhadap virus korona,” ungkap Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi di Denpasar, Senin (19/10).

Dewa Dharmadi menuturkan, di Bali pandemi ini telah berlangsung delapan bulan sejak kasus pertama ditemukan. Mulai saat itu, sosialisasi untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan dan PHBS dari Pemerintah Provinsi Bali maupun stakeholder lainnya telah dilaksanakan secara masif. Baik melalui media cetak, eletronik, hingga media sosial. 

“Semua masyarakat sudah sangat mengetahui dan memahami betul tentang protokol kesehatan maupun PHBS. Seperti rajin mencuci tangan dengan sabun diair yang mengalir, membawa hand sanitizer, menjaga jarak antara satu dengan yang lainnya, hingga rajin berolahraga, beristirahat yang cukup dan juga mengkomsumsi makanan bergizi. Namun, ada saja ulah segelintir oknum masyarakat yang ‘meboye’ dan mengabaikannya. Tentu ini sangat berbahaya jika tidak ditertibkan, mengingat virus ini tidak kasat mata. Jadi kita tidak tahu, apakah carrier atau tidak,” tuturnya.

Untuk itu, lanjut dia, sudah saatnya melakukan penegakan terhadap para okum yang mengabaikan protokol kesehatan, seperti yang tertuang di dalam Peraturan Gubernur (Perub) Bali Nomor 46 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 Dalam Tatanan Kehidupan Era Baru.

“Upaya ini untuk melindungi masyarakat Bali yang sehat. Mengingat, dari 4,2 juta jiwa yang positif 10,7 ribu orang. Sisa dari itu yang sehat inilah yang harus kita lindungi. Jadi yang meninggal kami bantu penguburan, yang terpapar kami rawat, dan yang sehat kami lindungi. Untuk itu, mari kita disiplin menjalankan protokol kesehan,” pungkasnya. alt